Minggu, 15 Juni 2008

Apa itu Brain Gym?

Brain gym alias senam otak adalah rangkaian gerak tubuh yang dikembangkan oleh Educational Kinesiology Foundation, Amerika Serikat. Disebut brain gym lantaran gerakannya sederhana namun bermanfaat dalam membantu perkembangan otak secara keseluruhan. Selain itu, koordinasi mata, telinga, tangan dan seluruh anggota tubuh pun dapat diasah melalui brain gym.
Para orang tua di Indonesia mulai mengenal istilah brain gym sejak awal tahun 2000-an. Meski baby brain gym ditujukan bagi anak usia dini (0-3 tahun), pada dasarnya brain gym tidak mengenal batas usia. Bagi orang dewasa, brain gym mampu mengurangi penyakit pikun."Meski idealnya dilakukan sejak dini, tapi usia berapa pun bisa mempraktikkan metode ini. Jadi kalau kita rajin mempraktikkannya, bisa mengurangi kepikunan," kata pakar brain gym Lely Tobing.Lely menjelaskan manfaat brain gym dalam roadshow Huggies Fun House dengan tema Menstimulasi Memori Bayi Melalui Baby Brain Gym di Gedung Prefere, Kemang Timur, Jakarta, Sabtu 18 Agustus 2007.
Buat para orang tua yang memiliki anak bayi dan balita, senam otak merupakan jalan menuju optimalisasi tumbuh kembang buah hati. Senam ini juga bisa dijadikan pelengkap terapi untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus. ''Brain gym menyeimbangkan setiap bagian otak dan membuka sumbatan-sumbatan pada bagian otak,'' ungkap Lely Tobing, anggota Brain Gym Indonesia.
Ada tiga dimensi otak yang dapat dikembangkan melalui pelaksanaan brain gym secara berulang. Pertama, dimensi lateritas untuk belahan otak kiri dan kanan yang bertujuan untuk melatih koordinasi tubuh kiri kanan seseorang..Seseorang yang bermasalah dalam dimensi ini memiliki koordinasi tubuh kiri kanan yang kurang baik.
Kedua, dimensi pemfokusan untuk bagian belakang otak, batang otak dengan bagian depan otak. Jika ada masalah dengan dimensi ini, seseorang biasanya akan cepat merasa capai, gampang tantrum (emosi), tidak fokus, dan tidak mampu mengendalikan diri.
Ketiga, dimensi pemusatan atau centering untuk menyeimbangkan posisi depan dan belakang (sistem limbis) serta otak besar untuk koordinasi tubuh atas dan bawah. Anak yang bermasalah dengan centering ini bisa tampak pada koordinasi tubuh atas dan bawah yang tidak baik, seperti gampang tersandung, emosi tidak terkontrol, agresif atau justru pasif.Siapa saja yang boleh bersenam otak? Bayi usia nol bulan juga boleh ikut brain gym namun tentu saja bentuknya tidak sama seperti senam kesegaran jasmani. ''Yang dilakukan cuma memberi stimulasi yang dapat memberikan pengalaman gerak pada bayi,'' jelas Lely yang juga kepala sekolah Twinkle Star.
Untuk bayi, senam otak paling baik diajarkan langsung oleh ibunya. Hal ini dimaksudkan untuk menambah kedekatan. Perlengkapan yang diperlukan antara lain matras yang lembut, baju yang nyaman, popok yang kering, perut yang tak kelaparan, dan suasana kondusif penting untuk diperhatikan. ''Beri anak minum air putih terlebih dulu karena berfungsi sebagai penghantar energi listrik di dalam tubuh,'' saran Lely.
Bagaimana cara melakukannya? Untuk anak usia nol hingga tiga bulan, senam otak yang paling baik adalah gerakan silang baby brain gym. Agar bayi mudah mengingat stimulasi yang diberikan kepadanya, lakukan senam secara interaktif, berulang, dan dalam kondisi yang menyenangkan. ''Pastikan anak siap, jangan memaksakannya, dan bikin aktivitas ini menjadi semenarik mungkin,'' tegas Lely.
Gerakan silang cukup mudah dilakukan. Anda hanya menyentuhkan tangan kanan si kecil ke lutut kirinya secara bergantian. ''Prinsipnya, ini gerak yang menuntut koordinasi otak kanan dan kiri. Arah gerakannya menyilangkan garis tubuh,'' imbuh Lely.
Gerakan silang juga dapat membantu meningkatkan daya konsentrasi anak. Sementara itu, gerak menekan saklar otak--yang terdapat di bagian tulang belikat yang menonjol di dada dan bagian pusar--bertujuan untuk meningkatkan energi ke mata. ''Menekan saklar angkasa yang berada di atas bibir dan di tulang ekor bertujuan membantu menyeimbangkan kemampuan melihat jauh-dekat dan manajemen emosi'' urai Lely.Brain gym memiliki 26 macam gerakan. Namun, itu tidak bisa dipaksakan untuk sembarang anak. ''Harus disesuaikan dengan perkembangan motorik anak,'' Lely mengingatkan. "Bagi anak-anak dan kita orang dewasa, jika metode ini dijalankan secara kontinu, bisa meningkatkan konsentrasi, stamina, daya ingat, kemampuan membaca, menulis, mendengar, koordinasi fisik, fokus, menghilangkan stres, emosi lebih tenang, percaya diri dan masih banyak lagi keuntungan yang bisa didapat," kata Lely. Latihannya mudah dan menyenangkan, manfaatnya cukup mencengangkan.

Sumber:
- Dr. Attila Dewanti SpA dari Klinik Khusus Tumbuh Kembang / Kepala Klinik Neurologi Anak RSAB
Harapan Kita, Jakarta
- Lely Tobing, Principal Twinkle Star
- Harian Republika, Minggu, 02 September 2007
- Majalah Nirmala, edisi No.01/III/Januari 2001.
- http://www.cybermed.cbn.net.id

Tidak ada komentar: